Oleh ; Akmal Hadi *)
JIKA ditaqdirkan kita untuk sama-sama berusia panjang sembari berharapnya keberkahan usia dari NYA, maka 21 tahun lagi kemerdekaan bangsa indonesia berada pada angka Se-Abad kemerdekaan Negara Republik Indonesia, dan slogan yang tampil itu berupa angka satu dan dibarengi dengan dua digit angka nol, sempurnanya dengan sebutan angka Seratus.
Tak tau lah kita, motto serta icon apa yang akan ditampilkan oleh pemerintah tentang angka kemerdekaan untuk menyampaikan pesan dirgahayu-nya republik ini, yang pastinya pemerintah akan tetap dinamis dan selaras dengan perkembangan zaman, dan tak terbayangkan juga sama sekali gebyar yang akan penuhi bumi Nusantara ini tentang meluapnya kebahagian dalam mengisi hari-hari kemerdekaan kita.
Kemaren dan sampai sekarang kita masih mengisi berbagai giat dalam rangka dirgahayu eR-I ( RI) ke-79, diprediksi sejumlah gebyar HUT 79 ini akan berlangsung hingga 31 Agustus mendatang, yang selanjutnya disambut dengan Dirgahayu negeri Jiran Malaysia (Independen Day).
Republik kita hebat, republik kita paling sempurna, hal ini terwujud dalam setiap momen dirgahayu yang digelar selalu dinamis, kemaren dinamisasi itu terwujud untuk HUT ke 79, Upacara Bendera 17 Agustus,2024 berlangsung di Ibukota Nusantara (IKN), ini adalah wujud dinamis-nya pemimpin Republik ini.
Kemerdekaan diartikan dengan berbagai frasa dan penuh momentum, dari berbagai negara dibelahan Dunia, pengertian Kemerdekaan bervariasi, yang intinya bertujuan untuk kebebasan dari belenggu penjajahan, disebutkan ada Freedom, Liberty, Istiqlah, dan Hurra.
Artikulasi dari konsep kebebasan itu berwujud : “Freedom” dan “Liberty”, menurut pandangan Rocky Gerung, di Indonesia, konsep kebebasan sering cenderung bersifat tunggal, sedangkan di Eropa, ada dua konsep: freedom dan liberty. Freedom mengacu pada kebebasan dalam ranah internal individu yang mutlak, sedangkan liberty adalah kebebasan yang dibatasi karena berkaitan dengan aspek sosial dan orang lain, ini mencerminkan perbedaan dalam cara konsep kebebasan dipahami di berbagai budaya.
Konsep “freedom” dan “liberty” memiliki akar sejarah dalam pemikiran filosofis kuno, termasuk Plato, Aristoteles, dan pemikir Yunani klasik.
Pemikiran modern tentang kebebasan berkembang selama Abad Pencerahan Eropa melalui pemikir-pemikir seperti John Locke dan Jean-Jacques Rousseau, John Stuart Mill dan Isaiah Berlin juga memberikan kontribusi dengan membedakan liberty positif dan liberty negatif dalam konteks politik.
Etika dan tanggung jawab menurut RG sebutan Bung Rocky Gerung lagi adalah memainkan peran penting dalam kebebasan berpendapat.
Kebebasan berpendapat harus diiringi oleh etika dan pertimbangan terhadap dampak tindakan kita terhadap orang lain, hal ini tentusaja menggunakan kebebasan dengan bijaksana menjadi esensi dalam menjalankan hak tersebut.
Dalam karya “The Philosophy of Freedom” Rudolf Steiner menjelaskan konsep kebebasan dengan lebih mendalam, teori dan pandangan terkemuka tentang kebebasan mencakup determinisme, kebebasan kausalitas, kebebasan pilihan, dan kebebasan positif dan negatif.
Ini menciptakan landasan untuk pemahaman yang lebih dalam tentang kebebasan individu, penting juga untuk mencatat bahwa kebebasan berpendapat harus disertai dengan etika dan tanggung jawab.
Penggunaan kebebasan dengan bijaksana dan pertimbangan dampaknya terhadap orang lain menjadi esensi dalam menjalankan hak tersebut.
Maka konsep liar-nya Freedom dan Liberty itu adalah kebebasan yang berarti full untuk dinamisasi kemajuan publik ke arah positif.
Uraa, kita sering mendengar di layar kaca ketika aktif full-nya rusia “mendonggakan” kepalanya untuk berhadapan Ukraina beberapa bulan lalu, terlihat dengan tegas-nya Mr.Putin (Vladimir Putin) presiden rusia menyerbu dan membakar semangat serdadu dan publik rusia lainnya, dengan kata : Uraaaa…..!.
Kita menafsirkan bebas, ketika Putin menghadapi Ukraina, terus kita berikan arti untuk “Uraaa…nya…” mister Putin dengan “perang”, padahal “Uraa..!” Itu berarti “Hore “, sebagai spirit untuk serdadu perang rusia memberi “lecutan cambuk” untuk seluruh matra angkatan militer Rusia.
Dalam Bahasa Rusia diartikan sebagai hore ketika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, Ungkapan ini biasanya akan digunakan untuk menyatakan perasaan gembira atau sejenisnya.
Kata Uraa ini juga memiliki maksud sebagai teriakan atau slogan penyemangat di Rusia, khususnya di militer dan ungkapan ini bahkan sering digunakan oleh orang-orang Rusia untuk membangkitkan semangat ketika melakukan berbagai hal, termasuk perang.
Beda dengan kita bangsa Indonesia, pasca proklamir kemerdekaan 1945, oleh Sang Proklamator kita ; Bung Karno dan Bung Hatta (Dwi Tunggal), makna kemerdekaan yang selalu disebut adalah YA HARI KEMERDEKAAN saja, tidak memberi frasa dan bentuk kalimat lain–, namun putra Sang Fajar tersebut tetap mengingatkan generasi kita dengan “Istiqlal” adalah sebuah bangunan Masjid Istiqlal atau Masjid Kemerdekaan.
Masjid Istiqlal merupakan salah satu tempat ibadah umat muslim terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara waktu itu, Sejarah Masjid Istiqlal cukup panjang, dari mulai perencanaan, penentuan tempat, pembangunan, hingga peresmiannya.
Dikutip dari situs istiqlal.or.id, usai Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tahun 1945, tercetus cita-cita untuk membangun sebuah masjid yang mampu menjadi simbol bagi Indonesia, ya itu dia Istiqlal yang diabadikan dalam bentuk rumah Ibadah kita, kurang apalagi Sang Proklamator kita, wallaahu a’alaam.[]
*)Akmal Hadi,S.HI,Gr.M.Pd, adalah Ketua FKPP Sumatera Barat, Ketua PCNU kab.Agam, Alumni MTI Candung,95, dan Pimpinan PonPes Ashabul Yamin, Lasi,Agam.