AGAM,empatzona.com,- Banyaknya muncul figur dan tokoh muda dari berbagai kalangan serta bermacam latar belakang disiplin ilmu akhir-akhir ini yang kemudian didaulat untuk ikut sebagai kontestan pada helat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) langsung di seluruh kabupaten dan kota di Indonesia November mendatang, tidak terkecuali untuk provinsi Sumatera Barat dan sejumlah kabupaten/ kota di Sumatera Barat, kita berikan apresiasi dan support yang melebihi di atas rata-rata lainnya.
Namun perlu diingat,bahwa jadi kepala daerah atau menjabat sebagai kepala daerah baik provinsi maupun kabupaten dan kota, bukanlah jabatan dan profesi coba-coba, tapi yang dituntut adalah profesionalitas dan kepiawaian dalam manajerial dan leadership seorang pemimpin.
Demikian disampaikan Akmal Hadi, S.HI,Gr,M.Pd selaku Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) saat jadi pemateri latihan kepemimpinan disalah satu pondok pesantren di Sumatera Barat belum lama ini.
Dikatakannya, untuk jadi pemimpin dalam konteks kekinian, calon pemimpin konvensional seperti pimpinan daerah (Kepala Daerah), seharusnya memang hak yang harus terpenuhi itu adalah punya jiwa leadership dan manajerial yang tangguh, tidak bisa yang dikemukakan berupa power (kekuatan) nafsu untuk memimpin saja tapi nihil dalam ilmu pengetahuan khusus tentang kepemimpinan.
Dikutip dari makalahnya Akmal Hadi dengan judul ” Konsep Kepemimpinan di Era Kekinian Dalam Perspektif Pengayoman Masyarakat”, Akmal Hadi menyebutkan, untuk kontes kekinian pengayoman serta perlindungan untuk memberikan kepastian keamanan dan kenyamanan bagi warganya adalah suatu kewajiban yang sesungguhnya oleh seorang pemimpin.
Bukan lahirnya pemimpin yang baru, terus membuat program baru yang secara kongkrit menyebabkan rakyat tidak nyaman dan tidak aman, apalagi kehadiran pemimpin baru merupakan ajang balas dendam untuk pihak-pihak yang dianggap berseberangan dengannya, ini jelas bukanlah pemimpin yang baik dan diridhoi oleh rakyatnya, ujar Akmal satu hari usai menyampaikan makalah kepada empatzona.com, Selasa (27/08) di Pondok Pesantren Ashabul Yamin Lasi, Kabupaten Agam.
Lebih lanjut kepada media ini, Akmal yang juga merupakan ketua PCNU Kabupaten Agam ini menyampaikan, bahwa selama ini, kita banyak melihat dihampir seluruh kabupaten dan kota, bahkan provinsi sendiri, aksi politik balas dendam masih santer diberlakukan, ini selain tidak mendidik dan tidak mengayomi, dalam bahasa arabnya disebut “roo’ina”(pengasuh), maka jelas akan lahir pemimpin yang tidak amanah ditengah-tengah rakyatnya.
Untuk itu, lanjut Akmal diharapkan kepada bakal calon, calon, dan bahkan sudah jadi pemimpin nantinya berusahalah dengan sungguh-sungguh menjadi imam atau pengembala yang baik, jangan ajang balas dendam, dan jangan jadikan jabatan sebagai jabatan uji coba dan coba-coba.
“Jabatan itu amanah untuk itu dimintai untuk lurus dan patuh dengan amanah tersebut, jangan coba-coba dengan jabatan, karena selain amanah rakyat, itupun juga amanah dari Allaah” tegasnya mengakhiri.[red.ezc]