Peribahasa Yang Terlupakan

- Jurnalis

Rabu, 14 Mei 2025 - 17:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : Akmal Hadi,S HI.M.Pd.Gr

[ Raaisul ‘Aam Pondok Pesantren Ashabul Yamin Lasi, Ketua PCNU Agam]

PATUT sebenarnya kita berbangga  dengan sebab etnis yang kita ada dalam bagian dari etnis itu, kita memiliki banyak kosa kata yang kiranya dapat membimbing, pengingat, dan penunjuk serta menuntun kita ke arah yang lebih baik, karena mungkin ada suatu “kurenah” sikap dan tindakan kita yang salah dalam interaksi sehari-hari misalnya, biasanya untuk memberikan teguran atas kesalahan dan silaf-nya kita cukup disampaikan melalui kalimat-kalimat bersifat”sindiran” atau kiasan (majaziy).

Sindiran atau kalimat majaziy itu biasanya lebih populer pada era masa-masa main congklak, petak umpet dan “anak mudo” masih nginap di surau sambil mijit guru ngaji menjelang mata ngantuk, dan guru usai bertani siang harinya.

Kita kaya dengan banyak istilah populer yang berguna untuk mengingatkan dan menegur kita, manakala  seseorang dengan tak sengaja berbuat keliru dan ataupun terjadi salah ucap.

Baca Juga :  Ribuan Masyarakat Antusias Hadiri Deklarasi RKN-Feri Buya

Dikalangan kaum adat, istilah petatah petitih adalah bentuk gurindam untuk bertutur dalam hal menguji dan “asah lisan” guna menjadikan seseorang pintar bicara sementara dalam menegur yang keliru dalam bersikap biasanya disapa dengan sindiran atau kiasan dan sejenisnya.

Sekarang metode itu tidak banyak berguna di era kekinian (millenial/ Gen Z) yang sibuk dengan mobile legend, Pub-G, dan bentuk game house lainnya.

Tunjuok luruih kelingking berkait“, dalam angguok geleng tibo, dalam iyo ba indak an, musang babulu ayam dan banyak istilah kuno lainnya yang tidak banyak diminati oleh Gen-Z dan generasi milenial untuk mengetahui dan mempelajarinya, sehingga ini akan jadi pundi-pundi aset kosa kata kita yang terkubur dan nantinya akan jadi fosil “istilah kuno” diregulasi falsafah kita.

Paling santer yang sering terucap adalah Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah, ini falsafah lama, namun karena sering diulang pada gilirannya menjadi rujukan  pembicaraan kita sehari-hari, untuk kampanye politik misal, momen-momen khusus seremonial, jika agenda tersebut dilaksanakan di ranah minang, maka falsafah itu jadi trending, nantilah apakah mereka mengetahui tentang makna dan tujuan dengan falsafah itu, yang penting kita menganulir falsafah besar kita.

Baca Juga :  H2H Berpotensi "Chaos", Terutama Sesama Petahana

“belum cukup pengantar kata dan sambutan kita jika tidak sebut falsafah ABS-SBK”

Sebagaimana kita sebutkan diatas tadi, Tunjuok Luruih Kelingking Bakaik, maaf kita tak sebutkan terjemahan dengan bahasa nasional kita, karena memang akan berbeda arti yang tersimpan dalam kiasan ini jika dibahasa Indonesia-kan, sama halnya untuk menyebutkan Musang Berbulu Ayam, atau Kambing berbulu Domba.

Kedepannya, pribahasa ini berharap bisa masuk dalam muatan lokal pada meja pendidikan baik formal maupun non formal, hal ini bertujuan ketika kita berunding dengan ungkapan majaziy, maupun kiasan, akan memperkaya khazanah pengetahuan dan ilmu para generasi mendatang.[]

Berita Terkait

Selain Berbahasa Melayu, Disdik Riau Intens Dengan Program Bahasa Asing
Pengabdian Terbaik Untuk Kemajuan Pendidikan Provinsi Riau
Pendidikan Berbasis Kebijaksanaan :  Solusi Rasulullah untuk Masalah Kenakalan
Remaja
Pendidikan Karakter di Era Digital: Tantangan dan Strategi di Lingkungan Pesantren
Melangkah Dengan Ilmu dan Pengetahuan, Akan Terbangun Riau Dengan Iman dan Taqwa yang Penuh Cinta
Tiga Jenis Ulama Menurut Imam Sufyan ats-Tsauri
Pendidikan Karakter di Era Digital: Menanamkan Nilai Positif di Tengah Arus Informasi
Generasi  Harapan Bangsa, Berakhlak Mulia dan  Berkarakter di  UPT SDN 01 Limo Kaum
Dengan Kegiatan Forum Ar-Rijal Dan An-nisa
Berita ini 13 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 1 Juni 2025 - 11:29 WIB

Selain Berbahasa Melayu, Disdik Riau Intens Dengan Program Bahasa Asing

Rabu, 28 Mei 2025 - 23:06 WIB

Pengabdian Terbaik Untuk Kemajuan Pendidikan Provinsi Riau

Jumat, 23 Mei 2025 - 11:35 WIB

Pendidikan Karakter di Era Digital: Tantangan dan Strategi di Lingkungan Pesantren

Minggu, 18 Mei 2025 - 23:21 WIB

Melangkah Dengan Ilmu dan Pengetahuan, Akan Terbangun Riau Dengan Iman dan Taqwa yang Penuh Cinta

Minggu, 18 Mei 2025 - 12:06 WIB

Tiga Jenis Ulama Menurut Imam Sufyan ats-Tsauri

Berita Terbaru

Ekslusif

Hamba yang Fana, Allah yang Baqa

Selasa, 17 Jun 2025 - 23:01 WIB

Ekslusif

Pengabdian Terbaik Untuk Kemajuan Pendidikan Provinsi Riau

Rabu, 28 Mei 2025 - 23:06 WIB

Ekslusif

Saatnya Indonesia Merawat Optimisme dengan Aksi Nyata

Sabtu, 24 Mei 2025 - 13:13 WIB