Pilkada Usai, Janji Kampanye Segera Ditunaikan

- Jurnalis

Jumat, 29 November 2024 - 11:32 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh : DR.Charles,S.Ag,M.Pd.I *)


SELURUH tahapan proses suksesi pemilihan kepala daerah (Serentak) tahun 2024 diseluruh Indonesia telah hampir selesai dilaksanakan, disebut hampir selesai, karena secara de facto ending proses itu bagi seluruh Pasangan Calon adalah proses pencoblosan dan penghitungan suara di TPS-TPS, dan terima rekapitulasi dari saksi dan tim relawan paslon dan hitungan cepat a la lembaga yang konsentrasinya untuk Count, namun secara de jure adalah incracht (ketetapan)dari pelaksana Pemilu seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) plus Bawaslu adalah agenda khusus untuk itu seperti pleno paripurna penetapan hasil Pemilihan Umum Pilkada.

Ini Pilkada Nasional, hampir sama dengan Pemilihan Legislatif dan Pemilihan presiden di Republik ini, beda-nya karena dalam Pilkada Provinsi dan Kabupaten/Kota adalah untuk pemilihan presiden Provinsi dan Presiden Kabupaten/Kota yang kita sebut dengan Gubernur,Bupati dan Walikota, berupa pemilihan langsung yang notabene merupakan buah dari reformasi lebih kurang 25 tahun silam.

Pilkada 2024 untuk masa suksesi kepemimpinan lima tahun mendatang (2025-2030) itu telah usai, helat itu sudah berlalu dengan berbagai agenda yang disediakan oleh penyelenggara, serangkaian kegiatan mulai dari tahapan pendaftaran sampai dengan pencoblosan dan penghitungan ditingkat paling terendah, sembari menunggu pleno penetapan dari penyelenggara seluruh tingkatan masing-masingnya.

Para paslon disemua tingkatan disebut kontestan pilkada, dilema-nya adalah pasti ada yang menang (Winner) dan ada  yang kalah namun Pesta demokrasi tidak mengenal Runner-up seperti pertandingan pada umumnya.

Tentu saja yang menang berbahagia karena sukses menguasai suara rakyat, yang kalah pasti bersedih karena rakyat tidak sepenuhnya mempercayai, namun tidak perlu larut dalam kekalahannya, yang kalah secara kasat mata bukan hanya kontestan yang tidak beruntung raih suara terbanyak saja,  simpatisan dan fanatisme juga didera dengan kesedihan, artinya yang kalah bukan hanya individu tertentu.

Baca Juga :  Ketua KPU Ajak Samakan Persepsi Menghadapi Pilkada Serentak

Secara langsung kesedihan bagi yang kalah terlihat jelas, karena biaya yang dikeluarkan cukup signifikan,   bayangkan untuk kepala daerah provinsi diperkirakan puluhan miliar dengan dua digit didepan angka ratusan juta,  yang memilih pun merasa senang karena pilihannya menang, dan pemilih yang kalah juga terbawa emosi karena pilihannya tidak meraih kemenangan.

Sampai disini tidak ada masalah, patut kita bersyukur karena Pilkada di Sumatera Barat tergolong sukses dan aman, jika kesedihan dan kegembiraan itu dalam batas yang wajar,  tapi jika ekspresi itu over acting atau terbebani dengan perasaan (baper) niscaya akan menimbulkan masalah baru, dan yang kalah terlalu baper akhirnya stres, yang menang kadang tidak bisa mengontrol diri sampai mengejek yang kalah dengan berbagai ocehan, tapi sudahlah, semua akan pasti berlalu bagaikan air mengalir, semboyan kita diranah minang adalah “biduk lalu kiambang bertaut”.

Untuk Gubernur terpilih berdasarkan ketetapan pleno nantinya, di Provinsi Sumatera Barat misalnya, itu adalah Gubernur-nya orang Sumatera Barat, bukanlah gubernurnya partai ini, partai itu, golongan ini dan kelompok itu, melainkan gubernur kita orang Sumatera Barat, begitu juga halnya dengan Bupati dan Walikota, semuanya Bupati dan Walikota kita bersama.

Hemat penulis, menang dan kalah hakikatnya adalah pekerjaan sang khalik yang malikul mulk, semua berjalan sesuai taqdir-nya, karena tidak satupun paslon yang berani memastikan diri untuk menang sebelum dilaksanakan pemilihan, kita semua menapaki taqdir yang tertulis di singgasanaNYA sang Khalik.

Jangan menghina yang kalah, walaupun faktanya adab dan etikanya tidak baik menurut norma, karena kadang kita lupa paslon yang dibuka aibnya ketika debat adalah juga atas kehendak Allah, aib yang dibukakan Allah itu yang dijadikan bahan kampanye menjelaskan paslon yang kurang baik adabnya, maka kemenangannya karena ada aib yang dibuka Allah SWT, yang menang janganlah jumawa dan bertingkah pongah dan congkak, karena itu adalah amanah yang mesti dipertanggung jawabkan kelak dihadapan qadhi rabbul jalil.

Namun jauh dari itu, selain pertanggung jawaban yang harus dipertaruhkan dan di mizaan dihadapan-NYA kelak, ada hutang yang harus ditunaikan sebelum semuanya berakhir, bagi Paslon yang kebetulan ber-taqdir baik, dan diberi amanah untuk menjadi Raa’iinaa (pemimpin kami) di Provinsi sebagai gubernur dan  di kabupaten/ kota sebagai Bupati dan Walikota, mohon segera tunaikan janji-janji yang pernah tersampaikan sewaktu helat kampanye dan sosialisasi program kerja sehingga menjadikan magnet daya tarik konstituen untuk menjatuhkan pilihan kepada anda, itu adalah hutang yang ter-qaul yang harus ditepati, ‘aufu bil ‘uquud (sempurnakan janji mu).

Dan meskipun janji manis yang terucap, karena lidah tak bertulang, tentu saja akan merasa kaget disaat berhadapan dengan fakta lapangan sesungguhnya, ditambah lagi, janji tak seindah kenyataan kadang diluar ekspektasi jika diukur dengan kondisional, namun yang pastinya ini merupakan amar wajib dari si pemberi amanah, untuk rakyat-nya  iya,  terutama maalikul mulk.

Terakhir, selamat untuk paslon kontestan pemenang, dan terimakasih untuk paslon yang tidak peroleh Kemenangan, moga partisipasimu bernilai ibadah, tetap per-erat silaturahmi, untuk pemenang berusaha dan berdoalah, mintalah kekuatan serta bimbingan dari Allaah, karena Amanah itu berat, hanya manusia yang selalu minta dipikulkan amanah itu dipundaknya, tawakal ilallaah sembari berucap Alllaahuma aarinal haqqa haqqan warzuqna tibaa’a, waarinal bathila baaathilaaw warzuqnajtinaabah, moga diberi kekuatan untuk menjadi raa’inaa kami.[]

*)Penulis adalah Senator dan Dosen Pasca Sarjana UIN Bukittinggi.

Berita Terkait

Akmal Hadi : Pilkada Usai Sama Halnya “Biduk Lalu Kiambang-Pun Bertaut”
Moderasi Beragama Boleh, Namun Jangan “Over Dosis”, Apalagi Abai Dengan Hal Utama
Peran Pranata Sosial dalam Menangani Isu Pekerja Anak di Indonesia
Jangan Kalah, Harusnya Menang
Untuk Kepentingan Bersama, Pemuda Luak Sarunai, Tetap Solid Dengan Demokrat
Anak Nagori Koto Nan Ompek Sepakat  Dukungan Al-JH
Catatan Redaksi ; “Selayang Pandang Perumda Tuah Sepakat”
Riza Falepi Dukung Penuh Supardi-Tri Bangun Payakumbuh
Berita ini 53 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 2 Desember 2024 - 09:47 WIB

Akmal Hadi : Pilkada Usai Sama Halnya “Biduk Lalu Kiambang-Pun Bertaut”

Minggu, 1 Desember 2024 - 08:56 WIB

Moderasi Beragama Boleh, Namun Jangan “Over Dosis”, Apalagi Abai Dengan Hal Utama

Jumat, 29 November 2024 - 11:32 WIB

Pilkada Usai, Janji Kampanye Segera Ditunaikan

Kamis, 28 November 2024 - 09:50 WIB

Peran Pranata Sosial dalam Menangani Isu Pekerja Anak di Indonesia

Sabtu, 23 November 2024 - 20:01 WIB

Untuk Kepentingan Bersama, Pemuda Luak Sarunai, Tetap Solid Dengan Demokrat

Berita Terbaru

Bisnis

Semakin Eksis, IPKTD Sudah Punya KSP Anggota

Selasa, 3 Des 2024 - 08:53 WIB

Ekslusif

Pilkada Usai, Janji Kampanye Segera Ditunaikan

Jumat, 29 Nov 2024 - 11:32 WIB