Sejatinya, Momentum Ramadhan Itu Membersihkan Hati

- Jurnalis

Rabu, 5 Maret 2025 - 21:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

              Oleh ; Akmal Hadi *)

DARI banyak referensi yang pernah kita dengar dari para asaatidz (para guru), dan juga kita pernah membacanya, bahwa ketika Syahadatain adalah kesaksian roh, jiwa dan raga atas ahad-NYA Allaah, Sholat adalah bentuk penghambaan kita kepada-Nya, maka ibadah puasa adalah bentuk pensucian jiwa dan hati, zakat adalah pensucian harta dan penyerahan diri kepada Allaah, dan hajji adalah bentuk keikhlasan kita untuk beribadah dengan mengeluarkan biaya serta menelan banyak harta, semuanya itu ada tujuan masing-masing dan mencapai ridho Allah.

Untuk saat ini adalah momentum bulan suci Ramadhan, dimana kita diperintahkan secara qath’i dengan hujjah yang  pasti bahwa melaksanakan ibadah puasa di bulan ini  adalah kewajiban yang harus kita jalani.

Secara kasat mata, kita hanya mengetahui bahwa berpuasa itu adalah imsak / menahan selera dan hawa nafsu dari tidak makan dan minum mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari di ufuk maghribi atau masuk waktu berbuka, hanya itu dan mungkin tidak lebih.

Namun kita harus tahu bahwa ada isyarat khusus yang tidak dibeber secara kongkrit dan jelas ke permukaan, bahwa ternyata kehadiran Ramadhan adalah momentum untuk pembersih hati (qalb) atau sanubari kita dari sifat takabur, iri hati, “busuk hati”, sombong, tamak / sarakah dan bentuk penyakit hati lainnya.

Baca Juga :  Musholla Nurul Yaqin "Luak Sarunai" Helat Khatam 26 Santri

Hati, dalam bahasa arab al-Qalb, jiwa ataupun atma dalam bahasa lainnya, agaknya tentu sama dengan qalb yang kita maksudkan, seluruh penyakit yang ada dalam hati tersebut sejatinya harus terobati oleh kehadiran bulan Ramadhan yang disebut dengan bulan “Suci” dan lagi mensucikan jika diibaratkan dengan klasifikasi air wudhuk ini termasuk air muthlaq laa ghairu minh.

Secara umum berpuasa disebutkan shaumu tassihhuh (berpuasalah niscaya kamu akan sehat).

Ibadah puasa membentuk karakter jiwa rakus menjadi jiwa qona’ah (t), dan tidak tamak, iri hati dan sakit hati bisa akan terobati dengan kehadiran bulan suci Ramadhan, sejatinya begitu dan ini yang kita harapkan.

Dan seyogyanya, ibadah puasa tidak  seharusnya sebatas ritual lahiriyah /badaniyah belaka, akan tetapi bagaimana menjadikan puasa sebagai sarana atau media untuk melakukan proses takhalli, tahalli, dan pada akhirnya mencapai tajalli. Bahkan, dibanding dengan ibadah-ibadah lainnya, puasa merupakan media yang paling lengkap untuk melakukan ketiga langkah tersebut.

Dikutip dalam saripati inti dan efek domino dari melaksanakan ibadah shaum secara khaaffah dalam literasi yang lain menyebutkan, puasa dalam dimensi tasawuf adalah menahan atau mengendalikan hawa nafsu agar amal ibadahnya tidak rusak.

Baca Juga :  Plikko Jadi Maskot Pilkada Kota Payakumbuh

Sebaliknya, apabila ia tidak terkendali akan menjadi sumber dan penyebab terjadinya berbagai dosa dan kejahatan lahir dan batin yang mengotori dan merusak kesucian jiwa.

Untuk itu pada skala yang kita tidak bisa mengukur dengan terukur secara pasti, maka yakinilah bahwa ibadah puasa itu sarana atau media membentuk karakter jujur dan tidak bisa berbohong, sekaligus juga penawar jiwa yang sakit, penetralisir “busuk hati”.

Maka tak berlebihan kiranya, kehadiran bulan Ramadhan yang kita diwajibkan untuk berpuasa /shaum (imsak), maka secara tak sengaja kita telah mengobati hati dan tazkiyatul qalb wa ruuh.

Dan terang saja hakikat berpuasa adalah membiasakan jiwa yang bersih dari nafsu tamak , sarakah, sekaligus sebagai sarana pembersihan jiwa, yang disebut dengan tazkiyatun nafs wa qalb.

Insyaallah kita berharap usai Ramadhan ini,  jasad, ruh, qalb sudah terbersihkan dan posisi kita spontan akan berwujud ka yaumil waladathu ummuh, putih bersih lahir bathin seperti bayi yang baru lahir dari seorang ibu tanpa noda dan noktah jelek, insyaallah.

Wallaahua’laam []

*) Penulis adalah Raaisul ‘aam Pondok Pesantren Ashabul Yamin Lasi, dan Ketua PCNU Agam.

Berita Terkait

Pembelajaran Ramadhan Porsir Muatan Akidah Dan Adab, Peserta Terlihat’ Antusias
Ramadhan ; “Sempurna Yang Tidak Cidera”
Yang Puasa Banyak, Yang Tidak Juga Ada, Semuanya Tergantung Pribadi Masing-masing
Maghfiroh-NYA Menunggu Kita, Maka Bersegerahlah…!!!
Menjaga Lisan Bagian Dari Ibadah Puasa
Empat Golongan Yang Dirindukan Sorga
Pesona Ramadhan Yang Dirindukan ; Maghfiroh, Rahmat, Dan Indahnya Kebersamaan
DARI SEMINAR DAN TABLIGH AKBAR DMI, NU Se-SUMBAR TEKAN MoU Dengan BPN
Berita ini 57 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 7 Maret 2025 - 16:38 WIB

Pembelajaran Ramadhan Porsir Muatan Akidah Dan Adab, Peserta Terlihat’ Antusias

Rabu, 5 Maret 2025 - 21:45 WIB

Sejatinya, Momentum Ramadhan Itu Membersihkan Hati

Selasa, 4 Maret 2025 - 16:33 WIB

Yang Puasa Banyak, Yang Tidak Juga Ada, Semuanya Tergantung Pribadi Masing-masing

Senin, 3 Maret 2025 - 19:52 WIB

Maghfiroh-NYA Menunggu Kita, Maka Bersegerahlah…!!!

Minggu, 2 Maret 2025 - 21:18 WIB

Menjaga Lisan Bagian Dari Ibadah Puasa

Berita Terbaru

Agam/Bukittinggi

Kenakalan Remaja Mencemaskan, Pemondokan Solusi Tepat Sebagai Antisipasi

Sabtu, 15 Mar 2025 - 22:03 WIB