Gambar Ilustrasi
Part 3 (Habis)
Edisi ; “Agresif-nya,Petahana, Jungkalkan Dengan Kotak Kosong‘
Oleh ; Bung eM [Pemred]
Sebelum nya ; ….Masih untung, pasangan Petahana adalah “Paket pilkada” 2020 lalu yang alami “pacah kongsi” pada masa 2 tahun kepemimpinan-nya, maka versus untuk suksesi tahun 2024 ini adalah pasangan “Petahana” Vs “Petahana”—- recording-nya melihat dari kans politik masing-masing lagi, antara peluang dan tantangan, melihat kepada takdir masing-masingnya…
Next…………………………………..
APRIORI klasik-nya berbunyi ; Petahana-nya pasti kuat, dan diyakini “menang”.
Kita jawab, bahwa Petahana dikenal banyak orang, namun belum tentu kuat dan menang, titik —- dan harus paham sampai disini.
Ihwal ini adalah statement baku untuk menyebutkan bahwa seluruh petahana/ Incumbent dari semua tingkatan, kabupaten/kota, provinsi, kursi presiden, dan legislatif disemua tingkatan, pasti dinilai banyak orang, bahwa ia adalah kandidat yang berpotensi kuat dan banyak peluang untuk kembali menduduki kursi yang saat ini tengah di “duduki”-nya— jawabannya; “mungkin iya dan mungkin juga tidak.
Ketika dijawab iya dan ternyata akhirnya tidak kuat dan tidak menang, dan champion-ship dari pertarungan adalah “pendatang” baru yang awalnya gregetan untuk masuk arena pertempuran, karena mutlak berhadapan dengan petahana– ini adalah roh kekuatan yang berskala full gass dan gassssfull, sehingga mengantarkan ke gerbang “bagonjong” untuk pegang mandat BA 1…[?].
Akan terjungkal-lah sang petempur jika tidak konsentrasi dan tidak intens dalam menganggap Petahana punya peluang dan tidak serta merta yakin bahwa Incumbent adalah personality yang kuat akibatnya perjuangan melemah.
Hari ini, persis 29 hari menjelang pendaftaran para pasangan kandidat ke Komisi Pemilihan Umum-Daerah (KPU-D), belum banyak dan meskipun ada satu- satu paslon untuk jadi Bakal Calon dan selanjutnya menuju pencalonan dan bermuara untuk pendaftaran ke KPUD, namun tidak banyak pasangan.
Hal ini disebabkan karena Para Bursa Calon masih terkesan pakai “topeng” untuk tidak diketahui banyak orang tentang Parpol Pengusung dan Parpol Pendukung—-semuanya masih tertutup dan sengaja ditutupi, atau mungkin saja rekomendasi belum satupun yang menerima dari Pengurus Pusat (baca ; DPP) untuk masing-masing Parpol.
Penyebab-nya bervariasi atas tidak peroleh mandat/ rekomendasi, antara lain ; Mahar Parpol tidak senilai yang terbayangkan, atau Pimpinan Pusat Parpol belum yakin untuk jargon-nya akan menangkan pertempuran pada daerah masing-masing, atau boleh jadi, terjadinya dualisme atau lebih bursa untuk direkomendasikan, sehingga pihak DPP merasa khawatir atas kekalahan Parpol- nya.
Tak tanggung-tanggung, Tema kita dengan “Tarung Taring Politik Sama Dengan Tarung “Uang”, pada Sub Tema ; “Agresif-nya,Petahana, Jungkalkan Dengan Kotak Kosong” apakah tidak berani para petarung untuk memasukan dirinya ke arena bergengsi untuk masing-masing daerah ini dengan menjunjung tinggi Marwah kedaulatan gensi “Perang Tanding Masalah Uang”[?].
Kalkulasi setengah bodoh, berpolitik jangan tanggung-tanggung, mau tidur nyenyak, tanpa butuh ribet-ribet beri makan timses, dan suapi seluruh para saksi dengan amunisi “menggunung” namun raib dalam pencoblosan pada hari perhitungan.
Tidurlah dengan nyenyak, yakin dan teguhkan hati untuk jadi petarung haqqul yaqiin Fighter Sejati, karena Politik nyaris sama dengan doktrin melepas Serdadu Perang, jangan mau terbunuh, dan berperang wajib-lah membunuh— doktrin kasarnya adalah ” Saya Wajib Membunuh” dengan Taklukan dan membuat musuh bertekuk lutut.
Pola-nya sederhana, targetnya heroik : Beli Parpol Kecil dengan harga miring, Mahari itu DPP dengan harga tak tertandingi, abaikan parpol Petahana yang hanya miliki 9-12 persen, maka posisi anda adalah Pemain “Lawan Kotak Kosong..”.
Makanya, Petarung Politik Harus Bertaring, dan Petarung yang Sebenarnya adalah Petarung Uang.
Konsekwensi logisnya adalah, Lawan Kotak Kosong, Tak Perlu Timses, Karena “Kotak Kosong” Tak Perlu Baliho dan tidak perlu setting berbagai bentuk APK lainnya, buang seluruh saksi, sebab yang anda butuhkan adalah penyelenggara Pemilu di hari pencoblosan dan penghitungan yakni, KPPS di tingkat paling rendah.
Yakin dengan Doktrin Serdadu di atas?, beli Parpol, Jangan Tanggung-tanggung, Sisakan 19,5 persen Kursi yang tinggal untuk Petahana, tersipu malu, maka Petahana akan Gigit Jari, Kemenangan anda Mutlak karena berani “LAWAN KOTAK KOSONG….”[]