Aguslim I (tengah), photo bersama Pengurus Aliansi Wartawan Indonesia (AWI) Tanah Datar
Oleh ; Bung eM*)
TIDAK terlalu sepi dengan arus lalu lalang, hilir mudik pengguna jalan di lokasi ini, perlintasan tergolong padat, meskipun berada di perkampungan, namun objek ini merupakan area perlintasan bus angkutan antar kota antar provinsi so pasti juga melewati ini, disinilah terletak sebuah cafe yang boleh jadi merupakan tempat mangkal pelepas capek dan lelah setelah perjalanan dan sibuknya aktivitas sehari-hari di kabupaten berjuluk “Luak nan Tuo”.
Itulah cafe “Sikolu” milik dan penggagas dari sepasang suami isteri yang juga seorang pendidik, ini agaknya bisa disebut refresentatif untuk sebuah cafe yang terletak dengan radius lebih kurang 3.5 km dari pusat kota Batusangkar, persis tepat di Balai Labuoh Ateh, nagari Lima Kaum, kecamatan Lima Kaum.
Bersebelahan dengan Simpang Ampek Mart, Balai Labuoh Ateh, area Cafetaria ini cukup luas dan penuh fasilitas, terlihat juga pada salahsatu pojok lurus cafe ini sejumlah koleksi barang antik purba, seperti keramik, tameng, jam dinding berusia ratusan tahun, dan masih banyak yang lainnya, ini pemarkarsa cafe kolektor juga, bro.
Penggagas cafe ini memang punya humaniora tinggi serta pemilik hobi kolektor barang antik luar negeri; china, thailand, serta koleksi lokal, Kalimantan, Irian (Cendrawasih), ulos medan lama.
Dilakoni oleh seorang pendidik, adalah tepat banget, bahwa cafe ini disebut dengan refresentatif dan edukatif, dan Aguslim Idrus sebagai multi komplik peran di cafe ini selain seorang guru, juga merupakan penulis berbakat.
Meracik menu kesukaan pelanggan niscaya akan disuguhkan sesuai selera, cemilan berupa kulliner kering dan basah, selain menu utama juice terkini untuk daerah berhawa sederhana, juga tersedia
Saat ini cafe Sikolu baru berusia lebih kurang 2-3 bulan, artinya masih berada pada stadium “batutah” bawah satu tahun, namun menurut Aguslim, insya Allaah dalam waktu dekat akan diusahakan layaknya cafe lokal bernuansa klasikal dengan tetap menyajikan kulliner dan menu kekinian.
“Soal harga kita bisa bersaing, tapi yang utama adalah fasilitas akan disempurnakan dalam waktu dekat ini dengan tanpa mengabaikan rasa dan layanan”, kata Aguslim I yang juga penulis buku Andalim ber-ISBN[]
*) Penulis adalah Pemred empatzona .com