Oleh : Ust.Akmal Hadi*)
KEHADIRAN bulan Ramadhan setiap tahunnya adalah bagian dari anugerah Allaah untuk para hamba-NYA, karena dibulan ini banyak rahmat, bertebaran nikmat, ‘inayah dan bentuk pertolongan lainnya, semua itu adalah bagian kecil dari anugerah yang diberikan Allaah kepada hamba-Nya saat ini, bahkan masih banyak lagi anugerah dan berupa nikmat tak terkira yang dijanjikan oleh Allaah untuk para hamba-NYA, khusus untuk kita umat muslim yang dengan ikhlas dan iktisaab untuk mengagungkan kehadiran bulan Ramadhan yang disebut dengan bulan suci ini.
Dalam sebuah hadist dikatakan, ada dua kegembiraan yang diperoleh oleh orang yang berpuasa, pertama saat berbuka puasa/ berhari raya (‘iedul fihtri) dan kedua saat bertemu dengan Allaah kelak di hari kiamat (HR.Muslim).
Disebutkan dalam kitab Al-Mulla Al-Qari, Marqatul Mafatih Syarh Misykatil Mashabih, juz IV, hal. 1363 bahwa kegembiraan yang dimaksud dengan Pertama, kegembiraan saat berbuka karena telah terbebas dari instruksi perintah Allah atau sebab mendapatkan pertolongan dapat menyempurnakan puasa atau sebab dapat makan dan minum sesudah menahan lapar dan dahaga atau sebab meraih pahala yang diharapkan.
Dan Kedua, kegembiraan saat bertemu Tuhan, sebab mendapatkan balasan amal puasa, mendapatkan pujian, atau keberuntungan dapat berjumpa dengan Allaah kelak di akhirat, insyaallah luar biasa janjian Allaah.

Kehadiran Ramadhan saat ini adalah sebuah keberuntungan bagi kita yang diberi nikmat kesehatan, nikmat panjang umur yang berkah serta nikmat imaan yang sulit untuk memberikan nilai atas kadar Iman yang kita miliki kecuali hanya milik Allaah semata, namun yang tak kalah pentingnya kita hadir dan ada disaat Ramadhan tahun ini datang.
Enam hari telah kita puasakan diri kita, enam hari juga kita telah nikmati betapa indahnya Syahrul Rahmat wal Maghfiroh ini dan bahkan disebut dengan Sayyidus Syuhuur ( Penghulunya sekalian bulan), alhamdulilllaah kita ada disini, dengan harapan tentunya semoga Ramadhan yang sempurna ini tidak kita ciderai dengan hal-hal yang kiranya merusak kesucian penghulu bulan yang tidak diperoleh oleh umat-umat sebelum kita.
Ramadhan adalah bulan istimewa, penuh keutamaan dan berlimpah berkah, itulah sebabnya dalam sebuah hadis Rasulullah SAW mengatakan, “Seandainya umat manusia mengetahui pahala ibadah di bulan ramadhan, maka niscaya mereka akan meminta agar satu tahun penuh menjadi ramadhan.” (HR. Tabrani, Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi).
Tak bosan kita untuk mengatakan bahwa Ramadhan adalah bulan sempurna dan disempurnakan oleh Allaah untuk kita umat Rasulullah Muhammad SAW, jangan kita nodai dan kita buat Ramadhan kecewa dengan tingkah kita, kita senangkanlah Ramadhan dengan Fadhaailul a’maal yang kiranya dilipat gandakan upah oleh sang pemilik bulan ini ; Allaah Swt.
Perbanyaklah ibadah dan meningkatkan amal sholeh serta kesholehan individu kita, yakinilah setiap jerih akan berbuah upah (Satiok Jariah manantang bulieh), apalagi mengingat ibadah adalah perintah wajib dari Allaah dan anjuran guna meningkatkan kesholehan kita.
‘ubudiyah dan ‘amaliah itu adalah perintah Allah dan Rasulnya, yang semuanya itu adalah untuk menguji dan menilai tentang kepatuhan kita kepada NYA.
Allaaj menyebutkan dalam al-Qur’an “Tidaklah AKU jadikan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk Menyembah dan Mengabdi kepada Ku”.
Begitu Ramadhan datang 6 hari yang lalu dengan sempurna kedatangannya, tanpa cacat dan cidera dan juga tidak ber’aib sedikitpun, insyallah Ramadhan pergi nantinya juga tidak dalam kekecewaan dan cidera oleh umat Muhammad SAW, insya Allaah kita tidak akan ciderai Ramadhan suci ini, kita abadikan sebagai Ramadhan penuh berkah dan penuh ampunan, panjang dan berkahilah usia kami untuk tetap bersama Ramadhan, Aamiin..
Wallaahu a’laam []
*) Ustad Akmal Hadi adalah Raaisul ‘Aam Pondok Pesantren Ashabul Yamin Lasi dan Ketua PCNU Kabupaten Agam.