Berharap Pilkada Badunsanak, Namun Khawatir Cabiek-cabiek “Bulu Ayam”

- Jurnalis

Minggu, 29 September 2024 - 21:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh ; Akmal Hadi *)

BADUNSANAK memang tidak mesti hubungan genetik (nasab) dalam garis lurus ayah maupun disebabkan karena hubungan saudara sepupu dari kontek matriarkat (ke-ibuan), justeru persaudaraan “Badunsanak”, bisa disebabkan karena seper-sukuan, atau sapayuong sarumah gadang, ataupun sa Datuok sa niniak Mamak.

Dalam pergaulan sehari-sehari konsep “badunsanak-pun” bisa diterapkan dalam artian yang umum dan luas, mungkin saja karena memiliki rating  jiwa korsa melebihi tingkat empaty luar biasa,  sama halnya kepedulian antar sesama saudara “badunsanak” kandung, sehingga ucapan badunsanak adalah  ikrar hebat guna merajut antar sesama kita.

Salam satu aspal” misalnya bagi sesama pengemudi truck maupun bus antar kota dalam provinsi juga merupakan sinonim lain dari kata-kata “Badunsanak” , atau Sa Asok Sa Kumayan, maupun Sa kitab Sa Guru, Sakaji sa Aliran, juga merupakan ungkapan “Dunsanak” dalam aliran spiritual kita.

Banyak halnya yang akan jadi padanan kata untuk merajut tali persaudaraan antara sesama dengan sebutan “Badunsanak”, namun yang terpenting dan tak kalah pentingnya adalah dalam konteks akidah, untuk sepenggal kalimat “Syahadatain” adalah ucapan sakral yang tiadatara untuk ucapan bahwa kita adalah bersaudara (Badunsanak).

Jika begitu halnya, apa hubungan “Badunsanak” dengan Pilkada kita yang akan berlangsung 27 November mendatang [?].

Hubungannya tentu hubungan antara satu tekad, satu tujuan sebagai putra putri terbaik daerah masing-masing akan berbuat baik  guna membangun dan berbuat yang terbaik untuk daerahnya masing-masing.

Sepanjang visioner dan Misi untuk kebaikan yang sama, maka semua kandidat pasangan calon (Paslon) disetiap kabupaten dan Kota bahkan untuk pilkada provinsi sendiripun,  adalah “Badunsanak” dengan satu tekad untuk pembangunan daerah.

Baca Juga :  Building a Love of Reading: Tips and Strategies for Encouraging Kids to Develop a Reading Habit

Semua kita sepakat, dan dengan keteguhan hati dalam “Padu Jiwa” untuk membangun Daerah, maka konsep Badunsanak tidak bisa kita elak-kan, terutama bagi kita masyarakat Ranah Minang yang terkenal dengan pameo-nya ” Bulek Aie Ka Pambulueh, Bulek Kato Dek Mufakat, artinya prinsip musyawarah adalah suatu wadah untuk memperteguh hati dalam memelihara rasa “Badunsanak”.

Tidak ada yang menginginkan tali silaturahim kekerabatan sesama “Badunsanak” pecah berderai dan hancur lebur, atau tidak satupun diantara kita yang menginginkan antar sesama “Badunsanak” terjadi pertengkaran serius dan ending-nya “Bakarek Rotan”, tentu saja kita tidak mengharapkan demikian, sehingga antara orang “Badunsanak” sering disebut “Kusuik-kusuik bulu ayam paruoh juo yang ka manyalasaian” dengan istilah Fauzanah-nya dalam salahsatu lyric lagunya “Tungkek Mambaok Rabah” disebut dengan “Cabiek-cabiek Sibulu Ayam”.

Kita ingat dalam suatu pengkaderan salahsatu organisasi ekstra kampus menyebutkan bahwa dinamika sistim (Dynamic Systim) itu perlu, agar tidak terkesan kaku dan stagnan, maka secara normatif  dan  dianggap normal adalah “Kusuik-kusuik bulu ayam” hal ini bertujuan untuk meng-asah dan memperkaya intelektualitas pembendaharaan materil “kosa kata”.

Semua kita mengharapkan Pilkada yang kita jelang nanti, tidak berakhir ribut apalagi mengundang anarkis, namun kita menginginkan Pilkada “Badunsanak” adalah maqam tertinggi dalam setiap perlombaan, dalam istilah olahraga disebut menjunjung tinggi sportifitas antar sesama kontestan.

Baca Juga :  Ismet Kurdatu ; "Jatuhkan Pilihan Untuk 02 Adalah Tepat dan Representatif"

Harapan demikian tidak hanya dalam cita dan hayalan belaka, artinya implementasi dari “Badunsanak” betul-betul terealisasi dalam praktek ber-Pilkada 2 bulan mendatang.

Sontak kita kaget saat ini, pada paruh awal masa kampanye (tidak terjadwal), ketika dinamika politik mulai memanas dan rada adu buzzer antar sesama pendukung, apalagi menyebar fitnah pada sejumlah media sosial dengan berbagai fitnah keji yang maaf  “Tak Tamakan dek …**ng”, maka ini adalah warna kelabu dan hitam legam dalam perspektif proses Pilkada Badunsanak kita.

Sejatinya, adu argumentasi dengan “akal sehat” tanpa memfitnah yang tidak benar, dan saling memberikan kecerdasan berpolitik kepada khalayak ramai adalah sifat terpuji dalam sebuah prosesi berdemokrasi kita, khususnya di ranah minang ini.

Dan berdemokrasi yang cacat moral dan tidak terpuji niscaya akan menimbulkan “gesekan” hebat antar sesama pendukung di tengah-tengah masyarakat pemilih, sehingga kekhawatiran kita dengan wujudkan “Pilkada Badunsanak’ adalah isapan jempol belaka, apatah lagi jika sampai pada stadium “Bakarek Rotan” dan tidak hanya “Cabiek-cabiek Sibulu Ayam“.

Wallaahu a’laam. []

*)Penulis adalah Mahasiswa Program Doktoral UIN Bukittinggi, Ketua FKPP Sumatera Barat,Ketua PCNU Kab.Agam, Alumni MTI Candung,95, dan Pimpinan PonPes Ashabul Yamin, Lasi,Agam

Berita Terkait

Reuni Satu Almet, 29 Tahun Tak Jumpa, Bersua Dengan Profesi Berbeda
Roh ‘Eid Fithr Itu Adalah Merajut Dan Memperkokoh Kembali Sillaturahmi
Pengaruh Pola Asuh Pesantren Terhadap Karakteristik Santri
PPALC Kota Payakumbuh Menggelar Yatim Fest, Sekda Berbagi Kisah kepada 100 Anak YatimDitinggal Ayah Sejak SD
Pembelajaran Kitab Kuning di Era Modern Tantangan dan Inovasi
Kenakalan Remaja Mencemaskan, Pemondokan Solusi Tepat Sebagai Antisipasi
Transformasi Model Pendidikan a-la “Kitab Gundul” Di Pesantren dan Modern
Pemondokan ;  (Pendidikan Pondok) Alternatif Tepat Untuk Dzurriyat Kedepannya
Berita ini 154 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 14 April 2025 - 23:54 WIB

Reuni Satu Almet, 29 Tahun Tak Jumpa, Bersua Dengan Profesi Berbeda

Senin, 7 April 2025 - 13:54 WIB

Roh ‘Eid Fithr Itu Adalah Merajut Dan Memperkokoh Kembali Sillaturahmi

Sabtu, 29 Maret 2025 - 18:25 WIB

Pengaruh Pola Asuh Pesantren Terhadap Karakteristik Santri

Jumat, 21 Maret 2025 - 21:10 WIB

Pembelajaran Kitab Kuning di Era Modern Tantangan dan Inovasi

Sabtu, 15 Maret 2025 - 22:03 WIB

Kenakalan Remaja Mencemaskan, Pemondokan Solusi Tepat Sebagai Antisipasi

Berita Terbaru

Agam/Bukittinggi

Reuni Satu Almet, 29 Tahun Tak Jumpa, Bersua Dengan Profesi Berbeda

Senin, 14 Apr 2025 - 23:54 WIB

Agam/Bukittinggi

Roh ‘Eid Fithr Itu Adalah Merajut Dan Memperkokoh Kembali Sillaturahmi

Senin, 7 Apr 2025 - 13:54 WIB

Agam/Bukittinggi

Pengaruh Pola Asuh Pesantren Terhadap Karakteristik Santri

Sabtu, 29 Mar 2025 - 18:25 WIB